RSS

Sabtu, 28 September 2013

cerpen - Harapan Pada Sebuah Balon

Masih jelas teringat kejadian hari ini, ketika tanganku meraba mencari-cari handphone dengan mata terpejam. Langit masih gelap karena matahari belum menampakan diri sedikitpun. Aku berusaha menemukan handphone dengan jari-jariku. Dan... Akhirnya! Ku temukan. Dengan berat ku coba membuka kedua mataku tapi tetap tak bisa. Perlahan ku buka sebelah saja, ku lihat ada dua pesan darimu. Cukup romantis dan cukup membuatku tersenyum pada pagi buta ini. Setelah membacanya aku membalas dengan sapaan "selamat pagi". Mungkin cukup sederhana kata dariku namun itu berarti banyak bagiku karena kamulah orang pertama yang membuatku tersenyum hari ini.

Ku tunggu balasanmu lima menit tak ada juga, sepuluh menit juga tak ada. Ntah secepat apa jari-jari ini menekan nomormu dengan lincah. Benar saja feelingku, kamu belum bangun kan sayang? hahahaha suara kantukmu terdengar jelas diponselku. Candaan yang membuat tawa keluar dari percakapan kita. Tak lupa kata "iloveyou" sebagai penutup sebelum kamu melaksanakan solat subuh. Sungguh bahagia pagi ini. Harapanku mungkin aku bisa seperti ini, selalu.

Bisa dibilang hampir seharian penuh aku menunggu kabar darimu. Ntah sudah berapa jam aku menunggu. Tak kunjung datang satu sms darimu atau telepon. Sambil melihat perform finalis band aku menanti-nanti. satu finalis menghabiskan sekitar 10 menit dan ntah di finalis band ke berapa kau menelponku. Waahhhhh!!! Rasanyaaaaaaaa... hahaha ini serius loh, mungkin karena kita yang jauh ya jadi aku bisa dibilang seeeenaaaaaangggg sangat hahahaha walau hingga malam ini dan detik inipun kau tak memberiku kabar tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja malam ini.

Oh iya, ada yang harus kamu tahu.. tadi sore disekolahku untuk penutupan acara sekolah setiap siswa menerbangkan satu balon. Dan dibalon itu berisi harapan-harapan. hmm, sebelumnya aku mau bilang kalo tadi ada acara reggae loh di sekolahku.. kamu suka kan? sayangnya kamu gak ada ya disini, coba saja kamu disini mungkin aku sudah mengajakmu untuk menonton band reggae itu atau aku menemani mu yahhh tapi sayangnya kita jauh yaa.. Lanjut deh, dibalon yang berwarna tosca itu aku menuliskan harapan tentang kita. Iya aku menuliskan "24 April 2013 <3" lalu aku menuliskan cita-citaku disana "Kedokteran Gigi Unpad". Dengan penuh senyum dan keyakinan aku menerbangkan balon harapan kita. Harapanku untuk menjadi seorang dokter, dan harapanmu agar aku bisa kuliah di pulau jawa tepatnya di Unpad. Dan "24April2013" adalah tanggal dimana harapan-harapan kita yang lain bersatu. Semua harapannya sudah ku terbangkan sore tadi tanggal 28 September 2013. Aku berharap balon itu akan terbang sejauh mungkin.


ada cerpen lagi nih yukk liat dulu hehehe^^
cerpen - aku, kamu dan dia
cerpen - semuanya salahku
cerpen - semanis kamu
cerpen - kangen
cerpen - kisah masa kecil kita

 -mmshabrina-

Kamis, 26 September 2013

cerpen - sudahlah kita memang beda

Waktu bergulir dengan cepat, tak terasa semuanya sudah berjalan dengan hitungan bulan. Tapi kenapa semuanya tak seperti yang ku idam-idamkan? Semuanya berubah. Kenangan kisah kita yang "dulu" masih terukir jelas dibenakku. Tanpa amarah, tanpa air mata, tanpa resah juga tanpa lelah. Yang ada hanya tawa, canda, dan butir-butir kebahagian. Haruskah aku mencari semuanya sendiri? Tanpamu yang "mungkin" tak lagi menginginkan kita? Haruskah ku menyendiri?

Tuhan, kenapa kau izinkan kami bisa sedekat ini jika semuanya harus sepedih ini? Atau mungkin kami yang berbeda, yang tak bisa saling mengerti? Tawa renyahmu masih ku nanti, canda tawamu masih ku tunggu. dengan berbekal coklat silverqueen kesukaanku, aku menunggu kabar darimu yang dari pagi pun tak kau berikan. Haruskah aku yang memulai, setelah semuanya terjadi? Tak adakah niatan darimu untuk memperbaiki semuanya? Haruskah aku lagi yang menyusunnya?

Masih pukul tiga, dan aku sudah dirumah. Menanti kabarmu yang tak kunjung datang. Sekedarkan mengingatkan aku makan mungkin? Mengucapkan selamat siang? Huh, masih tidak ada. Sunyi sekali disini. Hingga detak jam dindingpun bisa ku dengar.

lima belas menit sudah berlalu dan aku masih berusaha menunggu kabar darimu agar isi cerpen ini bisa berakhir bahagia. Tapi nyatanya tidak. Mungkin kau tak peduli lagi denganku. Sama seperti aku yang tak peduli dengan kata-katamu. Sudahlah. Kita memang beda.


ada beberapa cerpen lagi nih yuk ditengok hehehe

cerpen - Salahkah aku mencintai sahabat?

"Dalam gelap aku tak bisa melihat sebiru apa langit itu, Aku terlalu nyaman dengan rahasia ini. Aku menyelipkan perasaanku diantara keseharianku. Aku memilih sendiri. Menyepi. Membenci diri yang tak bisa jujur padamu. Sesungguhnya aku tak tahan lagi. Semakin besar kurasa jarak di antara kita. Kau semakin sulit ku gapai dengan atau tanpa sunyi di bibirku ini. Dan aku mulai bosan dengan gelap. Jenuh dengan segala rahasia, karenanya hari ini kuputuskan untuk berterus terang padamu. Bertanya dengan segenap keberanianku... Maukah kau bersamaku menikmati birunya hari ini?............................................"

"Sudah dapat?"  Sapa mu yang berhasil membuatku melepaskan pandangan dari sinopsis sebuah novel yang sedang berada manis di telapak tanganku. Kenapa kau muncul disaat aku sedang mencoba untuk membayangkan situasi pada sinopsis novel itu. Oh..

Kamu... Seseorang yang namanya sulit kuucap, mungkin karena aku menganggap kamu adalah rahasiaku. Seperti apa yang telah ku baca. Aku memang berusaha menyembunyikan segalanya, merahasiakan semuanya, yang sebenarnya itu "mungkin" bisa ku dapatkan.

Dalam Perjalanan pulang, masih seperti biasanya. Tanpa sapa. Tanpa kata. Dua roda yang kau gunakan untuk berpergian denganku dan kali ini akan mengantarkanku pulang. Roda itu tak ditemani suara dari orang yang menaikinya. Dingin. Tak, hangat. Kau dan aku. Dingin, beku, dan bisu. Kau memang menganggapku sahabat tapi apakah aku salah jika aku berharap lebih? Aku merasa orang paling bodoh karena menahan ini selama bertahun-tahun. Aku juga merasa tegar ketika kau berceloteh tentang kekasih hatimu. Kadang aku ingin menggenggam tanganmu seperti yang dilakukan dia padamu. Saat menatap keluar sambil mendengar kau bercerita aku sering melihat daun yang berguguran "mungkin" keadaannya sama dengan suasana hatiku. Bahkan terkadang aku bertanya dalam hati, kapan pohon ini tak berdaun. "mungkin" (lagi) bersamaan dengan saat itulah aku tidak bisa tegar (lagi) menahan ini.

Bukan sesekali kau memberi cerita bahwa pacarmu marah eh ngambek, karena kita dekat dan tiap kali itu juga aku merasa sakit karena kau selalu menyatakan bahwa kau telah menegaskan padanya kalau kita hanya "sahabat". Tak lebihkah kau menganggapku? setelah bertahun-tahun aku mendekatimu, bertahun pula kau hanya menganggapku itu? Salahkah aku mencintaimu? Aku "mungkin" tak akan pernah tahu kapan aku bisa memintamu untuk menikmati birunya hari tanpa merasa sepi, sunyi dan gelap lagi.


ada lagi nih, kesini yukk^^

Minggu, 15 September 2013

Cerpen LDR - Malam minggu kita


Kamu dan aku memang jauh. Sudah pula terbiasa menghabiskan sabtu malam dengan kesibukan masing-masing. Aku pergi ke pesta ulang tahun ke 17 temanku, sedangkan kamu dirumah asik bergelut dengan stik kesayanganmu dan bermain permainan yang menurutmu sangat seru, PES. Kita baru sekali menghabiskan waktu sabtu malam berdua dan itu dua bulan yang lalu. Cukup lama bukan? Tentu. Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Dan nafasku berubah menjadi sedikit tertahan beberapa detik saat membaca pesan singkatmu yang cukup membuatku berfikir. Lagi-lagi, C E M B U R U. 
 Ya, Tuhan. Mengapa kau izinkan dua hati yang jauh ini bersatu. Lagi-lagi kamu cemburu. Yah, itu memang makanan yang selalu kita nikmati bukan? Atau itu lauknya? Mungkin itu sayurnya ya.

Aku ingin segera mengakhiri acara ini setelah membaca dan sedikit menyesal dengan perbuatanku sendiri. huh, memang susah ya pacaran jarak jauh. Bilang salah. Gak bilang juga salah. Serba salah. Tapi, aku heran denganmu kenapa kamu masih sebegitu sabarnya denganku yang kau bilang selalu membuatmu cemburu? Ntah, apa yang ada dipikiranmu sampai kau masih mencoba mempertahankan semuanya, sedangkan aku sering membuat semua yang rapih menjadi sedikit berantakan. Kamu memang rajin sayang rajin untuk merapihkan semua masalah kita. Dan mungkin saatnya aku yang merapihkan ya. Ntah secepat apa jariku menekan nomor papa dan memintanya menjemputku. Dalam perjalanan resah terus menghampiriku kala kau sedikit telat membalas pesan singkatku. Tuhan, aku memang bodoh. Selalu, selalu, selalu saja ku ulang.

Sampai dirumah dengan waktu yang menurutku saangaaatt lama. Aku langsung masuk ke kamar dan menelponmu. Dengan segala sesal aku tanya kenapa kamu begitu sayang. Percakapan kita berjalan singkat. Ntah waktu yang singkat atau apalah.. tapi menurutku waktu tidak bisa disingkat karena apapun yang terjadi waktu tetap 24 jam bukan? Tidak akan berubah menjadi 22 jam atau 20 jam jika disingkat bukan? Mungkin waktu saja yang terasa sangat sebentar ya. Tak terasa resahku sudah hilang. Kau memang selalu bisa mencairkan suasana, kau memang masih mengerti aku sampai sekarang. Walau beberapa kali aku membuat ulah. Dan aku tau rasanya bagaimana merapihkan apa yang hancur berantakan.

Percakapan itu yang awalnya tegang menjadi sangat manis, semanis gula yang masuk ke dalam secangkir kopi. Hmm.. jarak memang selalu menghambat kita. Cemburu dan curiga memang selalu menjadi masalah kita. Tapi cinta dan sayang selalu menjadi milik kita. Iya, milik aku dan kamu. Nyatanya sejauh hubungan kita dan sejauh jarak kita tetap saja tak pernah membuat hati kita jauh. Sekarang aku yakin, ya aku yakin dengan semua yang sering kita bicarakan dari handphone. Aku memang tak tahu kau disana bagaimana tapi aku mencoba memberi keyakinan padamu untuk kita.

Pesanku jangan sering-sering pundung ya sayang, pulau sumatera dan pulau jawa itu jauh loh. Kalo kamu pundung aku gak mungkin bisa kesana kan? Tapi kalo aku yang pundung kamu bisa dong kesini sayang. Hehehe.. kadang aku menghayal kita akan dekat sedekat hati kita. Mungkin kita butuh bersabar untuk menunggu waktu yang mengalah ya. Karena kita tahu hati kita selalu mengalah dengan waktu. Oh iya, kepercayaanku dijaga baik-baik ya sayang. Cintaku juga jangan lupa dirawat. Satu lagi, hatiku jangan dibuat luka ya. I love you!

Selasa, 10 September 2013

Cerpen - aku mencintaimu, Ibu


Aku berdiam disini belum sampai 1jam, cukup lelah memang.. terkadang aku berfikir apakah seorang Ibu tak lelah menjaga anaknya? Selama Sembilan bulan dalam waktu 24 jam? Nyawanya loh yang dipertaruhkan? Sedangkan aku berdiam selama 1 jam, tanpa menjaga apapun saja sudah merasa lelah..
Ntah, kenapa terlintas dibenakku untuk mengajak jari-jari ini bermain dengan cerita tentang Ibuku, ya.. Ibu. Wanita yang paling aku sayang, wanita yang sangat aku cintai.


Setiap pagi, sebelumku berangkat sekolah aku selalu mencium tiga bagian diwajah ibuku. Sebut saja, mama. Pipi kanan, pipi kiri, dan dahinya. Lalu ku lontarkan kalimat kecil untuknya “Pergi ya ma, assalamualaikum”. Dengan langkah lega setelah mencium mama aku pergi ke sekolah. Aku selalu melakukannya saat aku mau pergi kemanapun. Teguran seorang Ibu itu memang membuat hati seorang anak tenang. Kala aku resah, aku selalu ke kamar mama. Sekedar tidur disampingnya, tak menyampaikan kata-kata apapun. Tapi aku merasa semuanya nyaman-nyaman saja. Walau sesekali dia mengusirku, mungkin karena merasa terganggu dengan sikap anehku ya.. hahaha


Hari itu dia sedang tak sehat aku menatapnya yang terpejam dengan dalam, goresan bentuk bibirnya terlihat bahwa dia sedang tak baik-baik saja. Pejaman matanya seolah menahan rasa sakit yang sangat. Aku sendiri tak sanggup berlama memandangnya, genangan air yang berusaha ku tahan tak sengaja ku tumpahkan. Tuhan, aku hanya melihat Ibuku terpejam dalam keadaan sakit mengapa sesedih ini? Mungkinkah aku seorang anak durhaka yang tak tahu diri sehingga semuanya terasa gelap saat Ibu terbaring lemah? Seakan dia melihatku yang sedang memandangnya aku segera menghapus tetesan air pada  pipiku. Tuhan, gelapkanlah ruangan ini, kedapkanlah ruangan ini. Agar tangisku tak ada satupun yang melihat, agar tangisku tak ada seorangpun yang mendengar. Tuhan, Jaga dia. Lindungi dia. Sungguh aku mencintainya.


yukk kesini dulu, ada beberapa bacaan lagi loh^^
cerpen - harapan pada sebuah balon 
contoh pidato pahlawan

cerpen clbk (cinta lama bersemi kembali) 
cerpen - aku dan bayanganku
cerpen - mengapa berubah?
 
Copyright mmshabrinaa's 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .