RSS

Selasa, 05 November 2013

cerpen - Aku, Kamu dan Dia


Udara malam ini sedikit menusuk, jaket yang biasa ku pakai untuk menghangatkan tubuhku setiap keluar malam nampaknya tak mampu membendung dinginnya angin mala mini. Aku masih berjalan bersama dia, masih menggenggam tangannya, dan masih dirangkul olehnya. Ragaku memang disini bersamanya. Namun dalam hatiku sangat kacau. Keadaannya tak seenak yang ku bayangkan diawal. Aku tak mengarapkan seperti ini tapi sudah terlanjur. Aku sudah terlanjur nyaman bersamanya, mungkin dia juga. Aku sudah terlanjur membuatnya menaruh hati padaku tapi aku masih ragu apa aku punya perasaan yang sama atau tidak kepadanya.

Makin lama terasa makin dingin, kami berjalan tanpa percakapan. Tanganku yang digenggam olehnya masih terasa membeku. Aku merasakan jantungku berdebar dengan sangat cepat, ntah kenapa aku memikirkan kau disana. Aku membayangkan kau yang selalu menjagaku, kau yang selalu menungguku, kau yang selalu percaya kepadaku. Dan nyatanya aku? Aku tak bersamamu saat ini. Handphoneku, yang biasa aku gunakan untuk memberi dan mendapatkan kabar kepadamu sengaja aku non-aktifkan. Untuk menghindari pertengkaran kecil akibat aku tak membalas pesanmu. Kalau kau protes kenapa handphoneku tak aktif aku bisa bilang lowbat kan? Itu jawaban yang paling aman menurutku. Sungguh aku tak pernah menyangka aku bisa segila ini.

Kejadian malam itu membuatku tak kunjung tidur hingga pukul 3 pagi, padahal aku ada ujian. Aku juga tak mengerti kenapa aku bisa segila itu. Aku menahan semuanya. Aku memikirkan jalan keluar dari segalanya. Tapi aku tak menemukannya, aku tak bisa melepaskanmu mungkin karena aku terlalu cinta dan tak munafik memang kau yang paling ku sayang. Tapi aku tak bisa semudah itu melepaskannya. Kami sudah telalu jauh, semuanya sudah terlanjur, semuanya sudah dimulai dan tak mungkin diselesaikan secepat ini. Semuanya salahku, dan aku tak bisa menyudahi semua ini.

tolonglah, kalian berdua jangan membuat aku berlari-lari mencari sebuah kepastian. Satu sisi kau tak nyata buatku, kau begitu jauh dan kadang sibuk dengan urusanmu, maaf maksudku kau banyak tugas sekolah disana. Sedangkan dia? Dia bisa dibilang selalu ada untuk aku. Dia bisa membagi waktu untukku dan tugas-tugasnya. Yah, aku mungkin lelah dengan jarak kita, tapi aku tak pernah lelah untuk mencintaimu. Aku mungkin bahagia dan nyaman dengan dia yang berada didekatku tapi aku sendiri bingung dengan perasaanku kepadanya.

Tuhan, jangan beri aku pilihan. Sungguh kau yang maha mengerti perasaan dan watakku. Aku tak bisa memilih, aku butuh keduanya. Aku tak bisa melepas salah satunya, tapi aku tak mau menyakiti mereka. Ketika cinta berkata ya aku mencoba mengikuti namun ragu selalu menghampiri dan menyuruhku untuk mempertimbangkan semuanya demi perasaan aku, kamu, dan dia.



Ada beberapa cerpen lagi nih, yuk dibuka hehehehe 
cerpen - dimana cahaya terangku
cerpen - sungguh ini terlalu lama
cerpen - bintang malam 
cerpen - harapan pada sebuah balon



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright mmshabrinaa's 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .