Pada saatnya kita sudah sama-sama merasa lelah.. Apalagi aku, mungkin kau juga. Tapi pernahkah kau merasa menjadi aku walau hanya satu jam ? tidakkan ? huh, "dulu" aku pernah mengikuti kata-katamu dan nyatanya aku yang merasakan dalamnya sakit karenanya. Aku yang merasakan pedihnya irisan yang diberikan olehnya terhadapku. Aku tak menyalahkanmu yang memberi saran walau agak sedikit memaksa dulu dan nyatanya yang merasakan sakit dan pedih itu hanya aku kan? Sekarang disaat dia ingin mengobati lukanya agar sembuh lebih cepat kau malah tak menginginkannya berada didekatku. Haruskah aku menahan sakit dan mendengarkan mu ? Padahal kau sendiri tak tahu bagaimana rasanya semua ini, dan disaat semuanya berjalan dan membaik kau yang malah melukai ku. Tau kah kau akan semuanya? sadar kah kau akan perbuatanmu.
Aku sesungguhnya menginginkan kita yang "dulu" bukan yang sekarang. Diam dan hening. Ntah semuanya terasa sedikit nyeri saat melihatmu bisa tertawa bersama yang lain sedang denganku menatap saja rasanya kau sungkan. Mungkin kau sudah tidak peduli. Sulit untuk ku jelaskan karena kau keras seperti batu. Kau adalah seorang penilai dan aku seorang pegamat. Seperti biasa, seorang penilai selalu menilai dan dimana penilaian yang dinyatakan salah itu salah baginya dan sebaliknya jika benar ya benar. Mungkin kau tak suka dengannya karena dia pernah membuat air mataku mengalir deras tapi tahu kah kau bahwa saat ini kau yang membuat air mataku mengalir lebih deras dari biasanya. Aku menceritakan semuanya padanya, walaupun "dulu" dia tak mau mendengarkanku tapi sekarang tidak. Dan kau yang biasa mendengarkanku seakan tak pernah menganggapku ada.
Semuanya berawal dari kekecewaan ya.. Tapi nyatanya setelah aku bertanya dengan beberapa orang bahkan ke orangtuaku mereka tak menyalahkanku. Mereka bilang kau yang terlalu egois dan mau semua yang kau katakan itu didengar. Jika kau bilang bukan begitu mungkin kau hanya mengelak. Karena mereka semua sudah ku tunjukan percapakan kita di pesan singkat itu. Ntahlah. Kau memang terlalu memaksakan kehendak tanpa memikirkan perasaan orang lain. Aku lebih memilih pergi daripada aku selalu berderai air mata tiap aku baca balasan sms mu yang sekarang jadi luka baru dihatiku. Mungkin semuanya hanya kita yang tahu.
disini masih ada beberapa cerpen loh..
cerpen - semuanya masih ku ingat
cerpen - kangen
cerpen - mencintaimu dengan sederhana
cerpen - some words for you
cerpen - segenap rahasia
cerpen - aku, kamu dan dia
-mmshabrina-
Jumat, 18 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar