Kamu dan aku
memang jauh. Sudah pula terbiasa menghabiskan sabtu malam dengan kesibukan
masing-masing. Aku pergi ke pesta ulang tahun ke 17 temanku, sedangkan kamu
dirumah asik bergelut dengan stik kesayanganmu dan bermain permainan yang
menurutmu sangat seru, PES. Kita baru sekali menghabiskan waktu sabtu malam
berdua dan itu dua bulan yang lalu. Cukup lama bukan? Tentu. Awalnya semua
berjalan baik-baik saja. Dan nafasku berubah menjadi sedikit tertahan beberapa
detik saat membaca pesan singkatmu yang cukup membuatku berfikir. Lagi-lagi, C
E M B U R U.
Ya, Tuhan. Mengapa kau izinkan dua hati yang jauh ini bersatu.
Lagi-lagi kamu cemburu. Yah, itu memang makanan yang selalu kita nikmati bukan?
Atau itu lauknya? Mungkin itu sayurnya ya.
Aku ingin
segera mengakhiri acara ini setelah membaca dan sedikit menyesal dengan
perbuatanku sendiri. huh, memang susah ya pacaran jarak jauh. Bilang salah. Gak
bilang juga salah. Serba salah. Tapi, aku heran denganmu kenapa kamu masih
sebegitu sabarnya denganku yang kau bilang selalu membuatmu cemburu? Ntah, apa
yang ada dipikiranmu sampai kau masih mencoba mempertahankan semuanya,
sedangkan aku sering membuat semua yang rapih menjadi sedikit berantakan. Kamu
memang rajin sayang rajin untuk merapihkan semua masalah kita. Dan mungkin
saatnya aku yang merapihkan ya. Ntah secepat apa jariku menekan nomor papa dan
memintanya menjemputku. Dalam perjalanan resah terus menghampiriku kala kau
sedikit telat membalas pesan singkatku. Tuhan, aku memang bodoh. Selalu,
selalu, selalu saja ku ulang.
Sampai
dirumah dengan waktu yang menurutku saangaaatt lama. Aku langsung masuk ke
kamar dan menelponmu. Dengan segala sesal aku tanya kenapa kamu begitu sayang.
Percakapan kita berjalan singkat. Ntah waktu yang singkat atau apalah.. tapi
menurutku waktu tidak bisa disingkat karena apapun yang terjadi waktu tetap 24
jam bukan? Tidak akan berubah menjadi 22 jam atau 20 jam jika disingkat bukan?
Mungkin waktu saja yang terasa sangat sebentar ya. Tak terasa resahku sudah
hilang. Kau memang selalu bisa mencairkan suasana, kau memang masih mengerti
aku sampai sekarang. Walau beberapa kali aku membuat ulah. Dan aku tau rasanya
bagaimana merapihkan apa yang hancur berantakan.
Percakapan
itu yang awalnya tegang menjadi sangat manis, semanis gula yang masuk ke dalam
secangkir kopi. Hmm.. jarak memang selalu menghambat kita. Cemburu dan curiga
memang selalu menjadi masalah kita. Tapi cinta dan sayang selalu menjadi milik
kita. Iya, milik aku dan kamu. Nyatanya sejauh hubungan kita dan sejauh jarak
kita tetap saja tak pernah membuat hati kita jauh. Sekarang aku yakin, ya aku
yakin dengan semua yang sering kita bicarakan dari handphone. Aku memang tak
tahu kau disana bagaimana tapi aku mencoba memberi keyakinan padamu untuk kita.
Pesanku jangan
sering-sering pundung ya sayang, pulau sumatera dan pulau jawa itu jauh loh. Kalo
kamu pundung aku gak mungkin bisa kesana kan? Tapi kalo aku yang pundung kamu
bisa dong kesini sayang. Hehehe.. kadang aku menghayal kita akan dekat sedekat
hati kita. Mungkin kita butuh bersabar untuk menunggu waktu yang mengalah ya. Karena
kita tahu hati kita selalu mengalah dengan waktu. Oh iya, kepercayaanku dijaga
baik-baik ya sayang. Cintaku juga jangan lupa dirawat. Satu lagi, hatiku jangan
dibuat luka ya. I love you!
0 komentar:
Posting Komentar