RSS

Selasa, 17 Desember 2013

cerpen - aku dan kamu

Kejadian sore itu masih ku ingat jelas, aku turun dari mobil yang pasti kau kenal. Dengan penuh ragu aku melangkah kesana. Ku yakin kau tidak tahu kalau aku benar-benar nervous untuk turun, jantungku berdebar dengan cepat, sungguh aku ingin pulang rasanya. Aku memberanikan diri melangkah kesana, tetapi tidak ke arahmu. Aku yang pura-pura tidak melihat dirimu berusaha mengalihkan pandangan kemanapun agar mata ini tak tertuju padamu. Tak perih dan tak pedih namun aku melihat sesuatu yang berbeda dari sosok mu yangdulu pernah mengisi celah hati ini. Ya, yang berdiri disebelahmu,yang kau pegang bahunya, yang kau ajak bicara dan membuat tawa renyahmu terpecah bukan lagi aku. Dia, dia yang mungkin bisa dikatakan menjadi penggantiku untuk sebuah tempat kosong disana.

Badanku dingin, ntah penyakit apa yang mendadak ku derita. Dan serasa semuanya bertambah kacau ketika ku lihat dari ekor mataku bahwa kau dengan berani melangkah ke arahku. Dalam hatiku mengumpat dirimu dengan segala ucapan yang tidak karuan. Tak tahu kah kau kalau aku sedang menghindari dirimu? Cukup membuatku galau melihat kau bersama dia didepan mataku. Aku menghampiri dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepadaku, aku menjawab seadanya dengan senyum tapi sesekali mata ini menuju ke arah kekasihmu. Aku hanya khawatir percakapan kita yang tidak seberapa akan merusak hubunganmu dengannya yang sudah beberapa kali putus bukan? Aku tahu kenapa kau putus, konyol hahaha… Yang aku heran, kenapa kau masih menyimpan fotoku? Padahal dulu, saat aku ingin kembali padamu responmu begitu kaku dan seakan tak mau aku masuk lagi dalam hidupmu tapi sudahlah semuanya sudah berlalu.

Bisa dibilang aku sedikit berat meninggalkanmu tapi demi secercah ilmu aku beranjak dari tempat percakapan kita, aku meninggalkanm tanpa kata. Aku langsung saja melenggang tanpa beban dan focus pada materi, setelah 2 jam aku belajar biologi aku keluar dengan wajah cerah dan berniat untuk pulang. Tetapi melihat suatu hal dengan radius sekitar 10 meter aku sedikit melambatkan langkahku dan mencoba menebar senyum yang lebih agar apa yang ku rasakan tak terlihat. Kamu disana yang melihatku datang ke arahmu memberikan reaksi yang mengejutkan dengan wajahmu yang berubah kaku dan senyummu yang menadakan kau kaget dan kebingungan saat aku melihat jari-jari kekasihmu mendarat dipipimu yang dulu selalu ku sentuh.  

Aku hanya berjalan tanpa menengok ke arahmu, seolah tak melihat kejadian itu. Kecewa tidak, sakit tidak. Tapi tontonan itu membuatku sadar kalau kita sudah tak ada apa-apa lagi sejak lebih dari setahun yang lalu. Dan semuanya aku yang memutuskan karena aku lebih memilih kekasihku yang sekarang dari pada kamu. Maaf atas segala keegoisanku, tapi mungkin ini lebih baik dari segalanya. Aku selalu bilang dulu saat  kita bru putus kepada teman-temanku,”doain aja kalo ini yang terbaik ya gua sama dia tetep gini, tapi kalo ini bukan yang terbaik ya mungkin bakal balik lagi”. Dan setahun berlalu aku sudah mendapatkan jawaban bahwa inilah yang terbaik. Kau dengan yang sekarang dan aku dengan pilihanku.

cerpen - kamu memang menyebalkan

Ntah apa yang membuatku membuka netbook dan mengetik ini, jari-jariku yang berinisiatif untuk melakukan semuanya. Sudah lebih dari sejam sejak pertengkaran kita. Mungkin kau anggap ini hanya masalah biasa, seperti biasanya aku ngambek ke kamu. Tapi ku rasa tidak, aku sudah lelah dengan keegoisanmu, aku sudah mencoba mengikuti semua inginmu. Nyatanya kata-katamu akhir-akhir ini selalu menyakitiku. Dengan sikapku yang cuek kamu malah makin cuek dan gak peduli. Aku gak mau kamu cuekin gitu, aku bisa memilih pergi daripada kamu begitu kepadaku. Dasar cowok selalu saja bikin ulah yang menyebalkan.

Mungkin aku terlalu cengeng baru saja kau bilang begitu airmataku sudah menetes, aku juga tak mengerti kenapa aku selembut hari ini. Tapi kau juga sedikit aneh akhir-akhir ini, kadang kau membentakku walau itu lewat pesan singkat. Dasar menyebalkan!!! Aku benci sikapmu, benci dengan segala kekasaranmu. Aku juga bisa kalau kamu mau. Kamu jangan gitu dong, seenaknya, semaunya saja. Sudahlah pertemuan itu ditunda saja. Aku muak, saat ini aku terlalu kesal padamu. Rasanya aku ingin mengutukmu jadi kelinci eh jangan ah nanti kamu jadi playboy, aku kutuk jadi kucing saja eh jangan kucing itu berisik suaranya. Hmm, jadi burung aja deh. Terus aku masukin ke sangkar emas biar kamu gak bisa kemana-kemana.

Kamu itu terlalu meremehkan. Mentang-mentang kamu seorang pria kamu pikir kamu bisa seenaknya saja bicara. Halah, dari dulu kamu memang begitu tak peduli dengan perasaan orang. Kalau aku bilang semua cowok sama aja juga enggak, kalo aku bilang tiap cowok beda juga enggak. Aku bingung mendeskripsikan kamu yang sungguh menyebalkan menurutku. Ntahlah, gara-gara kamu aku sudah buat satu orang lagi kesal denganku. Tapi sudahlah semuanya sudah terjadi jadi mau diapakan lagi, iya tidak?

Sudah dua jam aku menulis ini, tapi tak juga tumpah semua unek-unekku kepadamu. Aku bingung bagaimana merangkai kata untuk menuliskan rasa kesalku kepadamu yang sudah menggunung. Kamu itu memang orang yang paling membuatku pusing. Maunya apa sikapnya bagaimana sifatnya seperti apa. Huh, aku heran kenapa Tuhan menitipkan sejuta sayangnya kepadaku untuk diberikan untuk cowok yang menyebalkan seperti kamu ya?! Ah, Walaupun kamu menyebalkan aku tetep sayang sama kamu.

Minggu, 15 Desember 2013

Cerpen - Apa cuma karena jarak? (Cerpen LDR)


Sorot mata itu masih jelas terbayang, tak hilang. Semakin aku merasa kehilangan akan kepergianmu, maka semakin jelaslah baying-bayang wajah dan tatapmu dulu. Kau yang selalu mengirim ribuan puisi untukku mengantar tidurku, yang selalu memberikan mawar merah pada tanggal jadian kita kini memilih untuk menghindari tantangan dari Tuhan. Aku tau, aku mengerti dan aku coba memahami keadaan kita yang berbeda. Kau yang harus pindah pulau dan berpisah denganku karena kau ikut orangtuamu. Tapi apa semudah itu kau buang cinta kita? Setelah segala janji terucap dari bibir kita? Setelah kau berikan jari kelingkingmu untuk sebuah ikatan cinta yang kita ucap? Bagaimana dengan kecupan manismu dikeningku saat aku berulang tahun ke 17 tepatnya 2 tahun yang lalu?

Aku yang kini sendiri menatap puing-puing kenangan, tak habis piker kenapa kau sepesimis itu akan cinta kita? Kenapa kau memutuskan untuk semuanya di akiri? Jika sebenarnya itu tak pantas untuk berakhir, aku tau, pulau dewata terlalu jauh dengan pulau gajah. Tapi tak juga kau melampaui Tuhan kan? Atau kau sudah mendapatkan kecupan yang lebih manis daripada bibirku hingga kau memutuskan untuk memilih cintanya dari pada aku?

Kini aku berjalan melawan derasnya hujan, mungkin tak ada yang tahu sesulit apa hati ini melepasmu. Tak ada lagi yang menghangatkanku saat hujan, memelukku dengan manja mengecup kening dan pipiku setelah aku dihujani air ini. Fotomu masih lengkap di memori handphoneku, foto kita. Fotomu saat memelukku, saat mencium tanganku, semuanya masih ku simpan.. Sudahkah kau menghapus semuanya dari handphone – mu? Secepat itu kah?

Ayolah, tolong jelaskan lagi padaku kenapa kamu mengambil keputusan sebodoh ini? Aku harap saat aku telah berhasil menghapus bayangmu dari anganku kau takkan pernah kembali dan menggangguku dengan yang baru, seperti saat dulu kau datang disaat aku sudah mencintainya. Bagiku, jarak akan ku tempuh jika kau masih mau memperjuangkan cinta kita. Aku masih menunggumu, semampuku. Menunggu kepastian darimua, akankah kau merajut kasih lagi denganku, memberi kecupan hangatmu dan menjadi teman tiap aku bermimpi.

Ingat, aku menunggumu semampuku. Aku tak apa dengan jarak asal aku tak menyakitiku disana. Tapi jika kau sudah ada penggantiku biarkanlah dia membahagiakanmu dengan segenap cintanya. Jangan pernah tinggalkan dia hanya karena sebuah jarak dari pulau ke pulau.

Kamis, 21 November 2013

Cerpen - Bintang Malam



Bintang malam yang bersinar malam ini sungguh menyejukkan hatiku, ditambah lagi dengan suaramu yang menemani sepi malamku. Duduk di teras rumah sendiri sepi api membuatku nyaman dengan adanya alunan suara lembutmu dan tawa renyahmu yang terselip dalam percakapan kita. Sesekali aku menatap langit, melihat taburan bintang yang berusaha mengalahkan pantulan sinar matahari pada sebuah bulan yang menerangi malam. Terselip beribu rindu dalam setiap kata yang keluar dari bibirku. Percakapan kita juga selalu terisi dengan kata cinta yang kau lontarkan dari sebrang pulau sana. "Aku mencintaimu juga", jawabku dengan lembut. Semuanya berlalu tak terasa sejam sudah kita bercakap hingga sambungan telponya mati karena handphoneku low.

Beberapa menit berselang kta memutuskan untuk melanjutkan percakapan video-call. Lumayanlah membuat rasa rindu ini sedikit menipis karena aku bisa melihat wajahmu, menatap matamu walau hanya melalui layar laptop yang tak begitu besar inch- nya. Jika waktu bisa ku percepat dan segalanya bisa ku atur aku ingin kau segera kesini dan kita bisa berlibur bersama dengan waktu yang lama. Aku ingin menghentikan waktu agar aku bisa selamanya bersamamu. Mengukir kisah kita, kenangan kita, suka dan duka. Semuanya aku mau. 

Bintang malam yang bersinar membawaku pada suasana khayalan yang luar biasa, pada suatu pengharapan lebih tentang kita. Tentangmu yang disana tentangku yang disini, agar kita bisa menjadi satu. Bintang malam, sampaikanlah salamku padanya aku ingin melukis sinarmu di relung hatinya. Jika bulan bisa berbicara, ingin sekali rasanya aku menitipkan salam untuknya... Salam rindu dari lubuk hatiku akan senyumnya, akan genggam tangannya, akan sorot matanya, tawanya, candanya dan semua tentang dia. 

Bintang malam, sinarmu mampu menerangi bumi.. tapi mampu kah kau menyampaikan rindu ini untuknya?




yuk ada cerpen lagi ini, marii dibaca^^
cerpen - aku, kamu dan dia
cerpen - segenap rahasia
cerpen - semuanya salahku

Senin, 11 November 2013

Contoh Pidato - Pahlawan

Mungkin pada kesempatan malam yang dingin ini, hemm yang sedikit butuh kehangatan. Saya gak menulis tentang cerpen galau atau cerpen kebahagiaan atau juga curhat. Tapi saya ingin memberi sesuatu yang berbeda kepada blogger nih.. Malam ini saya akan men-share sebuah contoh Pidato yang bertemakan tentang Pahlawan, masih gress banget loh ini karena sehubungan dengan hari Pahlawan yang baru aja kita peringati kemarin tepatnya tanggal 10 November.

Yth. Ibu Dewi Selaku Guru Pembimbing kelas IPA -2
Dan teman - teman yang saya banggakan...

Ass...
Pada kesempatan yang berbahagia ini sehubungan baru saja kita memperingati hari pahlawan tepatnya tanggal 10 November izinkanlah saya menyampaikan pidato yang bertemakan pahlawan. Disini saya tidak akan menjelaskan tentang sejarah pahlawan yang pada masa penjajahan, karena saya yakin kalian semua lebih pandai dan lebih mengerti tentang itu daripada saya. Dan kita sudah mempelajari tentang pahlawan pada pelajaran sejarah. 

Hadirin yang berbahagia, apakah kalian tau arti / makna dari sejarah itu sendiri? Apakah yang tergambar dalam benak kalian ketika kalian mendengar kata pahlawan? Bambu runcing kah? Darah kah? Perang atau yang lainnya? Hampir semua orang memiliki mainset bahwa "Pahlawan adalah orang yang berjuang, orang yang mengorbankan jiwa dan raganya untuk pergi ke medan perang, bertarung melawan penjajah untuk kemerdekaan, untuk kebebasan bagi negara dan bangsanya". Padahal sebenarnya arti dari pahlawan itu sendiri adalah "Orang yang rela mengorbankan jiwa, raga, harta, dan waktu yang mereka miliki untuk dirinya sendiri, sesama, orang lain, bahkan bangsa dan negaranya." Jadi, Anda, Saya dan kita semua adalah pahlawan. Pahlawan untuk diri kita sendiri, pahlawan untuk sesama dan orang lain dan pahlawan untuk orang banyak. Pernahkan kalian mendengar pepatah yang mengatakan bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Jasa para pahlawannya?" Pertanyaannya, apakah kita sudah menghargai jasa dari pahlawan-pahlawan kita? Dan siapa sebenarnya pahlawan-pahlawan pada masa sekarang?

Hadirin yang berbahagia, Pada dasarnya kita terlahir di dunia ini untuk menjadi pahlawan, yaitu menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri. Mengapa demikian? Pernahkah kalian mempunyai suatu keinginan yang kuat? Contoh saja, ketika kalian ingin masuk ke suatu sekolah favorite atau universitas favorite apakah tidak ada perjuangan / usaha yang kalian keluarkan untuk masuk kesana? Tentu ada usaha, tentu ada perjuangan. Disitulah kalian menjadi pahlawan untuk diri kalian sendiri, meluangkan waktu kalian untuk belajar-belajar dan belajar berjuang mempersiapkan segala tes yang akan dilalui demi satu tujuan yaitu lulus dan lolos serta menjadi warga di sekolah / universitas yang kalian idam-idamkan. Tetapi yang harus sipertanyakan adalah apakah kalian masih menghargai perjuangan kalian ketika kalian sudah masuk disana? Dengan belajar lebih giat dan menghargai setiap waktu yang ada serta mempergunakan kesempatan untuk belajar dengan baik dan benar disekolah yang kalian impikan?? Tidak, kebanyakan dari kita sudah merasa puas dengan apa yang telah kita perjuangkan diawal dan kita tidak ingat bagaimana perjuangan kita masuk ke sekolah tersebut, kita tidak menghargai usaha yang telah kita lakukan untuk suatu keinginan kita. Berarti kita tidak menghargai jasa dari pahlawan, padahal pahlawan itu adalah diri kita sendiri.

Hadirin yang berbahagia, pahlawan bagi sesama dan orang banyak. Kita ambil saja contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu guru. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kita semua tahu sejak kita masih TK, SD, SMP dan sekarang bahwa guru adalah pahlawan. Mereka berjuang mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran mereka untuk anak-anak bangsa, untuk generasi muda tanpa mengenal kata pamrih. Bayangkan jika, satu guru meminta bayaran pada setiap materi / bab yang mereka berikan kepada kita? apa yang akan terjadi? Guru makin kaya, dan murid-murid terlantar akibat tak ada biaya? Bangsapun tak akan maju jika generasi mudanya tak berpendidikan? Tetapi apakah kita sudah menghargai jasa seorang guru yang ikhlas mengorbankan waktunya, tenaga dan fikirannya untuk kita? Bahkan tak jarang guru selalu menyampaikan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki kepada kita. Kita tahu, pengalaman adalah hal yang paling mahal di dunia ini. Tanpa pengalaman orang tak akan bisa menjadi lebih baik dan pengalaman selalu disebut-sebut sbegai guru yang paling berharga. Tetapi guru kita tak pernah memperhitungkan berapa banyak ilmu yang mereka berikan, berapa banyak pengalaman yang mereka bagi kepada kita. Sedangkan apa balasan kita terhadap mereka? Tak menghargai, suka mencemooh mereka, suka mengumpat mereka. Sadarkah kalian bahwa guru adalah pahlawan bagi kalian? Pahlawan kepada sesama dan orang banyak? Renungkanlah apa kalian sudah menghargai guru atau belum.

Hadirin yang bebahagia, selanjutnya saya akan membahas tentang pahlawan untuk bangsa dan negera yaitu TKI dan Atlit. Kita mulai dari TKI, Tenaga Kerja Indonesia baik itu pria ataupun wanita yang bekerja diluar negeri adalah pahlawan devisa, mereka yang berjuang di luar sana untuk menambah masukan devisa di Indonesia tapi pernahkah kalian mengangap mereka sebagai pahlawan? Bahkan mendengar kata TKW / TKI saja itu sudah memberi image buruk dalam pandangan kita terhadap orang yang bekerja. Mereka yang berjuang membanting tulang meninggalkan keluarga, saudara dan mengorbanan jiwa raga mereka demi Indonesia, demi Negara kita. untuk meningkatkan pemasukan devisa tetapi kita selalu menganggap pekerjaan yang mereka jalani dengan sebelah mata. Walaupun tak jarang dari mereka yang diperlakukan tak layak di luar negeri tetapi pembelaan dari pemerintah sendiri kepada mereka pun sangat sedikit.Kapan kita bisa menghargai jasa pahlawan?  Bahkan pahlawan yang disiksa dinegeri orangpun tak kita perjuangan dan tak kita pedulikan?

Hadirin yang berbahagia, atlit adalah pahlawan yang sering sekali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Namanya di sanjung berbulan-bulan saat mereka memberikan gelar di ajang dunia, Tetapi kita umur mereka sudah tidak produktif lagi, meteka sudah tidak aktif lagi dan tak lagi menyumbangkan prestasi lambat laun kita melupakan mereka, melupakan jasa-jasa mereka. Bahkan ada seorang atlit sepak bola yang sakit dan tidak bisa berobat karena tak ada biaya. Dimana makna dari "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pada pahlawannya?"

Hadirin yang berbahagia, kita sebagai pelajar tak usah memikirkan tentang bahagaimana menghargai jasa pahlawan yang sebenarnya harus dipikirkan oleh pemerintah, Tetapi kita harus memikirkan bagaimana kita menghargai diri kita, guru-guru kita, teman- teman kita dan orang- orang disekitar kita karena pada dasarnya. Kita semua adalah pahlawan. Mulailah untuk menghargai apapun itu dari hal kecil hingga besar, hargailah waktu dari setiap detik hingga jam, hargailah orang lain dari perkataan maupun tindakan dan isilah kemerdekaan dengan hal-hal positif yang membangun kreatifitas untuk menjadi pahlawan yang beguna untuk sesama. Sekian pidato dari saya Wass...


Hehehe, ini pidato tadi pagi loh.. ada pengambilan nilai dikelas dan belum sempet bikin naskahnya. jadi bikin naskahnya setelah selesai pidato nih hahahahaha tadi mendadak aja tapi udah bikin poin-poin atau inti yang mau disampein kok sebelum maju.


Nah, ini ada beberapa tips buat kamu yang ada tugas pidato / harus pidato di depan umum secara mendadak atau males buat naskah tapi yang disampaikan jelas dan beruntut,
1. Kamu pilih dulu temanya
2. Cari topik-topik yang ngedukung tema tersebut (jangan keluar dari tema)
3. Cari berita/ bahan yang relevan dengan yang sekarang (fakta)
4. Tulis Poin-poin yang bakal kamu sampein pada pidato
5. Pikirin, kembangin dan sekaligus langsung praktekin poin yang bakal disampein
6. Siapkan mental untuk maju
7. Doa dulu deh, dan pede aja dan kalian harus berprinsip bahwa kalian berdiri didepan untuk menyampaikan informasi yang penting.
8. Tetap konsentrasi (saat penyampaian jangan keluar dari tema)

Itu tips dari muti, semoga bermanfaat ya..
Belajarlah dan berkaryalah.

Ada beberapa cerpen nih, boleh dibaca dulu hehehe...

cerpen - kangen 
cerpen - some words for you 
cerpen clbk (cinta lama bersemi kembali)


-mmshabrina-

Selasa, 05 November 2013

cerpen - Aku, Kamu dan Dia


Udara malam ini sedikit menusuk, jaket yang biasa ku pakai untuk menghangatkan tubuhku setiap keluar malam nampaknya tak mampu membendung dinginnya angin mala mini. Aku masih berjalan bersama dia, masih menggenggam tangannya, dan masih dirangkul olehnya. Ragaku memang disini bersamanya. Namun dalam hatiku sangat kacau. Keadaannya tak seenak yang ku bayangkan diawal. Aku tak mengarapkan seperti ini tapi sudah terlanjur. Aku sudah terlanjur nyaman bersamanya, mungkin dia juga. Aku sudah terlanjur membuatnya menaruh hati padaku tapi aku masih ragu apa aku punya perasaan yang sama atau tidak kepadanya.

Makin lama terasa makin dingin, kami berjalan tanpa percakapan. Tanganku yang digenggam olehnya masih terasa membeku. Aku merasakan jantungku berdebar dengan sangat cepat, ntah kenapa aku memikirkan kau disana. Aku membayangkan kau yang selalu menjagaku, kau yang selalu menungguku, kau yang selalu percaya kepadaku. Dan nyatanya aku? Aku tak bersamamu saat ini. Handphoneku, yang biasa aku gunakan untuk memberi dan mendapatkan kabar kepadamu sengaja aku non-aktifkan. Untuk menghindari pertengkaran kecil akibat aku tak membalas pesanmu. Kalau kau protes kenapa handphoneku tak aktif aku bisa bilang lowbat kan? Itu jawaban yang paling aman menurutku. Sungguh aku tak pernah menyangka aku bisa segila ini.

Kejadian malam itu membuatku tak kunjung tidur hingga pukul 3 pagi, padahal aku ada ujian. Aku juga tak mengerti kenapa aku bisa segila itu. Aku menahan semuanya. Aku memikirkan jalan keluar dari segalanya. Tapi aku tak menemukannya, aku tak bisa melepaskanmu mungkin karena aku terlalu cinta dan tak munafik memang kau yang paling ku sayang. Tapi aku tak bisa semudah itu melepaskannya. Kami sudah telalu jauh, semuanya sudah terlanjur, semuanya sudah dimulai dan tak mungkin diselesaikan secepat ini. Semuanya salahku, dan aku tak bisa menyudahi semua ini.

tolonglah, kalian berdua jangan membuat aku berlari-lari mencari sebuah kepastian. Satu sisi kau tak nyata buatku, kau begitu jauh dan kadang sibuk dengan urusanmu, maaf maksudku kau banyak tugas sekolah disana. Sedangkan dia? Dia bisa dibilang selalu ada untuk aku. Dia bisa membagi waktu untukku dan tugas-tugasnya. Yah, aku mungkin lelah dengan jarak kita, tapi aku tak pernah lelah untuk mencintaimu. Aku mungkin bahagia dan nyaman dengan dia yang berada didekatku tapi aku sendiri bingung dengan perasaanku kepadanya.

Tuhan, jangan beri aku pilihan. Sungguh kau yang maha mengerti perasaan dan watakku. Aku tak bisa memilih, aku butuh keduanya. Aku tak bisa melepas salah satunya, tapi aku tak mau menyakiti mereka. Ketika cinta berkata ya aku mencoba mengikuti namun ragu selalu menghampiri dan menyuruhku untuk mempertimbangkan semuanya demi perasaan aku, kamu, dan dia.



Ada beberapa cerpen lagi nih, yuk dibuka hehehehe 
cerpen - dimana cahaya terangku
cerpen - sungguh ini terlalu lama
cerpen - bintang malam 
cerpen - harapan pada sebuah balon



Jumat, 18 Oktober 2013

Cerpen - Semuanya berawal dari kekecewaan

Pada saatnya kita sudah sama-sama merasa lelah.. Apalagi aku, mungkin kau juga. Tapi pernahkah kau merasa menjadi aku walau hanya satu jam ? tidakkan ? huh, "dulu" aku pernah mengikuti kata-katamu dan nyatanya aku yang merasakan dalamnya sakit karenanya. Aku yang merasakan pedihnya irisan yang diberikan olehnya terhadapku. Aku tak menyalahkanmu yang memberi saran walau agak sedikit memaksa dulu dan nyatanya yang merasakan sakit dan pedih itu hanya aku kan? Sekarang disaat dia ingin mengobati lukanya agar sembuh lebih cepat kau malah tak menginginkannya berada didekatku. Haruskah aku menahan sakit dan mendengarkan mu ? Padahal kau sendiri tak tahu bagaimana rasanya semua ini, dan disaat semuanya berjalan dan membaik kau yang malah melukai ku. Tau kah kau akan semuanya? sadar kah kau akan perbuatanmu.

Aku sesungguhnya menginginkan kita yang "dulu" bukan yang sekarang. Diam dan hening. Ntah semuanya terasa sedikit nyeri saat melihatmu bisa tertawa bersama yang lain sedang denganku menatap saja rasanya kau sungkan. Mungkin kau sudah tidak peduli. Sulit untuk ku jelaskan karena kau keras seperti batu. Kau adalah seorang penilai dan aku seorang pegamat. Seperti biasa, seorang penilai selalu menilai dan dimana penilaian yang dinyatakan salah itu salah baginya dan sebaliknya jika benar ya benar. Mungkin kau tak suka dengannya karena dia pernah membuat air mataku mengalir deras tapi tahu kah kau bahwa saat ini kau yang membuat air mataku mengalir lebih deras dari biasanya. Aku menceritakan semuanya padanya, walaupun "dulu" dia tak mau mendengarkanku tapi sekarang tidak. Dan kau yang biasa mendengarkanku seakan tak pernah menganggapku ada.

Semuanya berawal dari kekecewaan ya.. Tapi nyatanya setelah aku bertanya dengan beberapa orang bahkan ke orangtuaku mereka tak menyalahkanku. Mereka bilang kau yang terlalu egois dan mau semua yang kau katakan itu didengar. Jika kau bilang bukan begitu mungkin kau hanya mengelak. Karena mereka semua sudah ku tunjukan percapakan kita di pesan singkat itu. Ntahlah. Kau memang terlalu memaksakan kehendak tanpa memikirkan perasaan orang lain. Aku lebih memilih pergi daripada aku selalu berderai air mata tiap aku baca balasan sms mu yang sekarang jadi luka baru dihatiku. Mungkin semuanya hanya kita yang tahu.


disini masih ada beberapa cerpen loh..


cerpen - semuanya masih ku ingat
cerpen - kangen
cerpen - mencintaimu dengan sederhana
cerpen - some words for you
cerpen - segenap rahasia
cerpen - aku, kamu dan dia

-mmshabrina-
 
Copyright mmshabrinaa's 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .