RSS

Minggu, 04 Januari 2015

Maaf

Tak seindah yang dibayangkan dan semudah yang dipikirkan. Semuanya udah terlalu rumit dan terbelit sampai-sampai aku bingung apa penyebab goyahnya pendirianku. Sudah cukup lama memang terpendam dan kini meledak sudah timbunan egoku. Hingga kamu pun mengatakan “Aku pengen kita itu kayak dulu aja, bukan kayak sekarang sama-sama egois.”, aku tau persis nada bicara kamu walaupun itu hanya kata-kata yang kamu tulis lewat blackberry messenger. Jelas aku tau, kita kenal sudah hampir 8 Tahun yang lalu bukan? Dari kamu masih culun, lugu hingga menjadi jagoan yang nakal seperti sekarang. Aku tau, bahkan ceritamu dengan mantanmu saja aku tau apalagi Cuma sekedar nada dan gaya bicaramu. Aku banyak menghabiskan untuk sekedar mendengar suaramu melalui telpon dan melihat wajahmu melalui skype. Jadi aku hapal betul.

Sejak kemarin kita memang gak baik-baik aja, banyak perbedaan yang menimbulkan perselisihan hingga menjadi percekcokan. Aku yang terlalu ingin bebas dan kamu yang semakin hari semakin posesif. Aku udah bilang ya, aku bukan anak SMA lagi yang semuanya serba diatur. Temanku banyak, gak seharusnya kamu memperkecil lingkungan sosialku. Kamu harusnya bisa percaya sama aku,  tapi nyatanya kamu malah gak kasih kepercayaan itu padahal seharusnya aku yang gak percaya sama kamu tapi ini sebaliknya. Kamu memang aneh, disetiap pertengkaran kita yang diawali dengan kesalahanmu kamu pasti cari-cari kesalahan aku. Please kita itu bukan anak kecil, udah sama-sama dewasa jadi jangan ginilah. Aku gak suka kamu kayak gini, kamu selalu cari pembelaan alasannya kamu takut kehilangan aku. Klise. Semakin kamu ngekang aku, semakin kamu posesif sama aku maka aku akan semakin jauh sama kamu dan ketakutan kamu itu akan semakin besar karena aku gak akan mungkin betah sama sikapmu. Maaf ya.

Yaa, sejujurnya aku masih sayang sama kamu. Tapi mungkin rasa sayang ini gak seperti dulu. Iya, dulu. Mungkin kamu ngerasa kalo aku sekarang lebih cuek dan lebih gak peduli sama kamu. Ya, tapi aku udah berusaha sebisa aku untuk jadi aku yang dulu. Walaupun itu susah banget. Mungkin aku terlanjur kecewa dengan semuanya, aku udah berusaha lupa dengan kejadian-kejadian itu dan aku lupa tapi rasa itu udah terlanjur hilang, sayang itu udah terlanjur luntur. Aku memang masih sayang kamu tapi rasanya kita gak bisa bertahan lebih lama. Aku Cuma gak mau nyakitin kamu lebih lama dengan kebodohan dan keegoisanku selama ini. Aku yang ingin terlalu bebas sedangkan kamu yang terlalu posesif. Aku dulu pernah bilang ke kamu “udahlah, kita ini masing-masing aja. Yang penting kita sama-sama gak selingkuh”. Intinya sih yang aku mau dari kata-kataku itu, ya kamu gapapa kok ngobrol sama temen-temen kamu yang cewek aku juga gitu tapi masih dalam kewajaranlah. Dan jangan selingkuh, saling percaya dan saling jaga kepercayaan. Nyatanya, gabisa. Aku malah kayak anak kecil yang harus selalu kamu awasi. Aku gak suka. Maaf ya.

Cukup, mungkin aku dan kamu udah sama-sama lelah. Kita butuh sesuatu yang baru. Kita butuh sendiri, dan aku butuh tanpa kamu. Tanpa suara kamu, tanpa bbm kamu, tanpa sms kamu, tanpa omelan kamu. Semoga aku bisa merasakan kehilangan kamu jadi aku gakan  nyia-nyiain kamu lagi. Aku sayang sama kamu tapi aku mau kita temenan dulu aja ya. Maaf ya, aku salah.

 ada lagi nih... 
cerpen - selamat tinggal

cerpen - abadi seperti edelweis
cerpen - bintang malam 
cerpen - harapan pada sebuah balon

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright mmshabrinaa's 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .