RSS

Jumat, 23 Januari 2015

Bodohnya, Perasaan itu Masih Ada.

Rasanya sudah terlalu lama aku meninggalkan laptop, untung saja tidak sampai ada debu yang bertumpuk. Aku juga merasa jari-jari ini menyimpan rindu dengan keyboard. Hampir seminggu aku tak bergelut dengan hal yang begini. Makin hari memang makin sibuk, tak ada waktuku untuk sekedar merebahkan diri di atas kasur pada siang hari seperti yang biasa ku lakukan di hari-hari sebelum seminggu ini berjalan. Sebenarnya aku juga bingung mau menulis tentang apa, ntah kenapa beberapa hari ini pikiranku selalu tertuju padamu Yah, siapa sajalah yang merasa. Ah, aku bingung mau menulis ini. Nanti ada yang kecewa lagi, dibahas sampai ke bbm. Fiktif kah? Fiksi kah? Ah, sudahlah. Terserah kalian saja.

Hasrat bodoh itu muncul saat aku sedang duduk menunggu dia, setengah jam aku duduk di cafe itu. Iya, cafe yang kami janjikan dua hari sebelumnya. Kejenuhan menghampiri dan jariku menggeser-geser trackpad handphone. Tiba-tiba aku mengklik pada icon twitter. Ku lihat timeline tidak ada yang spesial. Dengan bodohnya aku mengetik username-mu. Yah, tak ada niat untuk mencari yang spesial disana hanya sekedar ingin tahu kegiatanmu saja. Ternyata, hari itu adalah hari jadi kamu dan pacarmu ya? Aku lupa persisnya berapa bulan kalian. Segitu bodohnya aku, melihat umbaran kemesraan kalian. Aku tau, aku dan kamu sudah tidak ada apa-apa lagi. Tapi tak bisa dipungkir bahwa masih tersisa walaupun hanya beberapa titik. Semuanya semakin terasa membiru saat aku melihat screencapture bbm mu ke pacarmu hampir satu tahun yang lalu. Dan isinya hampir sama dengan smsmu kepadaku lima tahun yang lalu. Makin terasa tak ada yang spesial. Akupun merasa tidak spesial dulu, walaupun aku duluan yang kamu kirim kata-kata seperti itu, aku duluan yang bisa mengisi hari-harimu, aku duluan yang tau rumahmu, semuanya aku dulu lah baru dia. Tapi tetap saja, dia yang sekarang jadi yang spesial untukmu, dia yang sekarang membuatmu tersenyum saat menerima pesan, dia yang membuatmu semangat, dia yang selalu kamu beri kabar saat kamu membuka dan menutup mata. Dia bukan aku.

Sebenarnya penyesalan itu masih tergores dihati kenapa dulu aku melepaskan orang sepertimu, memang konyol tapi aku jujur. Pada saat itu aku memang ingin sendiri tapi kamu sepertinya tidak bisa sendiri. Begitu cepat kamu mendapat pengganti.  Dulu yang aku inginkan hanya status yang berubah karena aku hanya ingin sendiri tapi mungkin kamu sudah terlalu sakit jadi kamu benar-benar membuat semuanya berakhir. Aku memang bodoh melepaskanmu dan mengharapkan kamu kembali padaku dengan utuh. Tapi semuanya tidak akan pernah terjadi. Sudah dua tahun kita jalani masing-masing, kamu juga terlihat nyaman-nyaman saja dengan ini. Jadi, tidak ada yang harus kita perbaiki bukan? Toh, aku juga pernah berdoa “Jika ini jalan yang terbaik untuk aku dan kamu biarkan semuanya seperti ini, tapi jika ini bukan yang terbaik maka satukan kami seperti dulu”. Dan sampai sekarang semuany masih seperti ini. Belum berubah atau tidak akan berubah? Sudahlah.. Aku memang bodoh.

Khayalanku akan penyesalan dan kenangan itu terpecah saat dia datang. Membawa dua batang cokelat kesukaanku. Senyum yang dia lemparkan kepadaku beberapa saat membuatku kembali memikirkan dan mengingat senyummu. Dulu kamu yang datang dihadapanku membawa cokelat itu. Dulu kamu yang sering telat dan membuatku menunggu berjam-jam tapi sekarang tidak ada lagi kamu. Tidak ada lagi cokelat darimu.Ya, tidak ada lagi kamu walaupun perasaan itu masih ada.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright mmshabrinaa's 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .