Ketika kata dan rasa bersautan, timbulah ego yang bertautan.
Aku adalah aku, dan kamu adalah kamu. Jadi jangan berharap duka yang telah menjadi luka akan ingat dengan cita dan cinta.
Karena hakikatnya seorang aku tidak pernah memintamu untuk datang, apa akan jadi urusanku jika kamu ingin pulang? Ntah pulang atau menghilang..
Sebab secarik pilu telah berbisik merdu. Menguatkan yang membiru untuk tetap tinggal jangan terburu mengganti yang baru.
Siap atau tidaknya bukan urusanmu, ini ranahku. Silahkan mainkan ranahmu. Menikmati boleh tapi jangan mengusik. Aku adalah aku, dan kamu nikmati lah hidanganmu. Jangan meminta yang tidak ada, dan jangan nikmati kalau kau tak mau.
Tidak mengerti? Silahkan bertanya, penasaran? Katakan. Bingung? Ungkapkan. Susah? Coba. Tidak sanggup? Mundur, tapi jangan membuatku untuk pamit. Karena sebelum kamu memintaku aku akan langsung berlari keluar. Walau aku tahu yang datang bukan aku tapi kamu, kalau kamu ingin menetap di rumahku tak masalah. Aku yang pergi meninggalkan rumahku.
Dalam diam. Kamu tidak akan bisa membaca mataku. Karena kamu belum kenal aku. Kalau kamu kenal mungkin kamu tidak akan pernah coba coba. Ada doa ayah yang selalu mengiringi. Hati hati. Ayah tak pernah menyakiti. Semoga lekas menjadi ayah. Agar mengerti dan berhenti.
Selasa, 10 Juli 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar