Gadis itu hanya mampu bersenandung kecil dengan tetesan air yang tak terasa
membasahi handphonenya. Teringat kejadian di daerah istimewa yang
membongkar kebohongan. Pertemuan itu bukan pertemuan yang pertama tetapi ntah
akan menjadi yang terakhir atau tidak. Rasanya sulit mengembalikan gelas kaca
yang kepalang jatuh, sudah terlanjur pecah. Ah, semuanya sudah terlambat,
semuanya sudah terjadi. Dan tak mungkin dikembalikan utuh kembali.
Pertemuan terlarang yang dilakukan kekasihnya terbongkar sudah. Berawal
dari pesan singkat yang di terima di handphone kekasihnya dan mantan sejoli itu
membuat janji untuk bernostalgia. Tak akan seperih ini jika tak ada kebohongan.
Ditambah pertemuan itu layaknya sepasang kekasih. Hancur, sudah pasti. Tapi sudah
terlanjur, sudah terjadi. Tak ada yang bisa mengembalikan abu menjadi kayu. Abu
hanya bisa beterbangan terbawa angin dan hanyut tersiram hujan. Tak ada
penyesalan, hanya ada bibir yang diam membisu ditemanni aliran sungai dipipi
yang mrngalir cukup deras. Mencintai adalah pilihan, disakiti adalah resiko.
Ya, resiko dari pilihan tersebut maka harus menerima untuk disakiti.
Waktu terus berputar tak terasa air matanya hampir habis, jempolnya pun
sudah mulai lelah membalas BBM dari sahabatnya dan kakaknyayang menanyakan
permasalahan cintanya. Perlahan matanya terpejam sejenak beristirahat melupakan
masalah yang mengejutkan. Berharap semua akan berubah dengan seketika saar dia
membuka mata.
Esoknya, gadis itu berputar mengitari GSP UGM. Dari kejauhan terlihat kalau
dia tak sendiri disana, ada yang menemaninya berlari. Tatapannya penuh
kekecewaan walaupun senyum dan tawa masih bisa menipu seeorang pria yang
disampingnya, seolah dia baik-baik saja. Sesekali terdengar luapan amarah
dengan omelan kecil dari obrolan mereka. Pria itu adalah kekasihnya.
Mungkin itu adalah cara mereka untuk menyelesaikan masalah.
Kejadian ini memang menjadi peretak hubungan mereka, terkikisnya
kepercayaan, hilangnya rasa nyaman. Belum bisa ditebak bagaimana akhir dari
kisah cinta gadis itu. Saat-saat inilah adalah detik-detik dimana dia tenggelam
dalam lautan airmata dan perihnya cinta. Kebohongan itu membuatnya terperosok
hingga sulit untuk bangkit. Hanya tinggal waktu yang menjawab dan memberi
keputusan untuk gadis itu dan kekasihnya.
0 komentar:
Posting Komentar