Sorot mata itu masih jelas terbayang, tak hilang. Semakin
aku merasa kehilangan akan kepergianmu, maka semakin jelaslah baying-bayang
wajah dan tatapmu dulu. Kau yang selalu mengirim ribuan puisi untukku mengantar
tidurku, yang selalu memberikan mawar merah pada tanggal jadian kita kini
memilih untuk menghindari tantangan dari Tuhan. Aku tau, aku mengerti dan aku
coba memahami keadaan kita yang berbeda. Kau yang harus pindah pulau dan
berpisah denganku karena kau ikut orangtuamu. Tapi apa semudah itu kau buang
cinta kita? Setelah segala janji terucap dari bibir kita? Setelah kau berikan
jari kelingkingmu untuk sebuah ikatan cinta yang kita ucap? Bagaimana dengan
kecupan manismu dikeningku saat aku berulang tahun ke 17 tepatnya 2 tahun yang
lalu?
Aku yang kini sendiri menatap puing-puing kenangan, tak
habis piker kenapa kau sepesimis itu akan cinta kita? Kenapa kau memutuskan
untuk semuanya di akiri? Jika sebenarnya itu tak pantas untuk berakhir, aku
tau, pulau dewata terlalu jauh dengan pulau gajah. Tapi tak juga kau melampaui
Tuhan kan? Atau kau sudah mendapatkan kecupan yang lebih manis daripada bibirku
hingga kau memutuskan untuk memilih cintanya dari pada aku?
Kini aku berjalan melawan derasnya hujan, mungkin tak ada
yang tahu sesulit apa hati ini melepasmu. Tak ada lagi yang menghangatkanku
saat hujan, memelukku dengan manja mengecup kening dan pipiku setelah aku
dihujani air ini. Fotomu masih lengkap di memori handphoneku, foto kita. Fotomu
saat memelukku, saat mencium tanganku, semuanya masih ku simpan.. Sudahkah kau
menghapus semuanya dari handphone – mu? Secepat itu kah?
Ayolah, tolong jelaskan lagi padaku kenapa kamu mengambil
keputusan sebodoh ini? Aku harap saat aku telah berhasil menghapus bayangmu
dari anganku kau takkan pernah kembali dan menggangguku dengan yang baru,
seperti saat dulu kau datang disaat aku sudah mencintainya. Bagiku, jarak akan
ku tempuh jika kau masih mau memperjuangkan cinta kita. Aku masih menunggumu,
semampuku. Menunggu kepastian darimua, akankah kau merajut kasih lagi denganku,
memberi kecupan hangatmu dan menjadi teman tiap aku bermimpi.
Ingat, aku menunggumu semampuku. Aku tak apa dengan jarak
asal aku tak menyakitiku disana. Tapi jika kau sudah ada penggantiku biarkanlah
dia membahagiakanmu dengan segenap cintanya. Jangan pernah tinggalkan dia hanya
karena sebuah jarak dari pulau ke pulau.
2 komentar:
lgi dpet hp tah?? haha
lagi ada waktu ngepos aja non hahaha
Posting Komentar