RSS

Jumat, 18 Mei 2018

Dariku.

Kekacauan yang terjadi sekira 6 bulan yang lalu berujung bencana. Sudah teramal rumit-nya dalam ceritaku kemarin. Ternyata kerumitan itu berbuah kekacauan yang tak bertuan. Aku yang terlalu asyik menikmati kenyamanan bersamamu dan merasa kebahagiaan itu akan tiba malah yang terjadi sebaliknya, semakin aku berlari ke arahmu perlahan namun aku menancapkan pisau ke dadamu dan dadanya. Mundur pun tak bisa maju pun aku sudah terlalu lancang.

Belumlah aku siap kehilangan kamu saat semuanya terbongkar, kepedihan itu terlihat jelas dari matanya. Namun, tak ada sedikitpun penyesalan dari wajahmu. Aku yang berusaha menenangkan diri dan masih berusaha bertanya pada diriku sendiri apa yang harus kulakukan saat ini. Apa ini benar benar rasa sayang yang ku berikan untukmu atau hanya sebuah kenyamanan karena kamu selalu ada untukku, dan dia? Apa ini sebuah rasa cinta sehingga ku sulit melepaskannya untuk mengganti semuanya denganmu?

Seberapa panjang kisah itu seberapa rumit kejadian itu, hilang sudah hanya dengan satu isu yang ku berikan bahwa aku akan bertunangan. Mungkin itu jalan terbaik untuk merubahmu, agar kamu tidak lagi membuatku berlari terus ke arahmu. Aku salah, maafkan aku. Aku hanya tidak ingin pisau ini semakin dalam menusuk mu dan menusuk dia. Dengan cara seperti ini kamu akan mundur dan mengobati lukamu sendiri. Maafkan aku, sesungguhnya tidak tega ku ungkap semuanya. Tapi hanya ini yang bisa ku lakukan. Sungguh ku sayang, karena aku benar benar sayang maka aku lebih memilih melihatmu bahagia daripada membiarkanmu terluka dan kecewa.

Waktu terus berlalu dan kita semakin jauh, aku kembali dekat dengannya seperti aku baru memulai hal yang baru dengannya. Aku sadar aku sangat mencintainya. Tapi yang ku tahu pasti dulu dia sangat mencintai ku. Iya dulu, saat dia masih menjadi milikku. Dan sekarang bukan lagi. Ini ku lakukan bukan untuk mu. Ini ku lakukan sebabku galau akan perasaanku. Semakin aku dekat dengannya semakin aku ragu. Semakin aku dekat denganmu semakin aku ragu.

Saat aku memutuskan untuk meninggalkan dia, semua karena emosiku kepadamu. Namun, terlihat jelas bahwa kenyamananmu sudah hilang dalam waktu 2 bulan saja. Aku tidak marah ini salahku. Dan ini resikoku. Aku memilih sendiri karena kesalahanku. Aku hanya ingin memperbaiki nya untuk masa depanku kelak. Aku hanya meminta diberi jalan agar aku mendapat jodoh dan imam yang bisa membimbingku di dunia dan akhirat. Terlalu berat? Maaf ini cita citaku saja. Dan harapan ku, tidak masalah. Hanya saja butuh waktu.


Aku tidak lagi menitip hati kepada siapapun itu, aku tak ingin menyakiti dan tak ingin disakiti cukup tangisku ku berikan untuk memikirkan mu dan memikirkan nya. Cukup air mataku habis. Aku minta maaf untuk semuanya, mungkin waktu itu sudah terlambat saat aku ingin datang mengetuk pintu, ternyata didalamnya sudah ada orang lain. Untuk dia aku juga minta maaf sudah tiba tiba pergi dengan pamit yang menyakitkan tapi aku yakin kalau kita berjodoh hatiku akan kembali berhenti di kamu. Dan saat ini aku katakan hatiku benar benar berhenti di kamu (dia) dan kamu tidak berubah meski ku tahu keputusanku menyakitimu.

Untukmu lagi, ku minta kamu harus bahagia dengan yang baru semoga berhasil. Hehe

Untuk dia, aku sangat mencintaimu. Ku tunggu keseriusanmu. Jika kamu berniat mundur tak apa ini salahku, hehe

Dariku yang masih sama dan masih dini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright mmshabrinaa's 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .