Untukmu yang belum berani mengalahkan dirimu sendiri.
Kisah kembali dimulai.. Setelah sekian lama ku vakumkan aktivitas jemariku untuk sekedar menuangkan keluh kesah. Waktu yang ku miliki sekarang begitu pendek rasanya, untuk makan dan tidur yang bisa ku sempatkan walau kadang telat saja aku sudah sangat bersyukur. Berlebihan kesannya, tapi begitu adanya.
Hati itu terus menjerit tak menentu padahal bibirku hanya bisa bungkam dan mataku hanya mampu terpejam tanpa bisa menahan derasnya air yang mengalir dari dalamnya. Hati ini kacau seperti di gulung banjir bandang, ntah apa sebabnya. Tiba-tiba dadaku terasa sesak, nafasku sudah tak menentu mungkin karna tangisku yang berlebihan. Mungkin semua terjadi karena mu, iya. Kamu. Kamu yang berusaha menenangkanku dengan nada lembut itu, jujur aku tak tahu makna sebenarnya dari semua perkataanmu. Aku yang merasa asing. Aku kehilangan kamu. Semuanya karena kebodohanku, kebodohanmu, kebodohan kita. Tapi kebodohan itu seharusnya cukup kita rasakan dalam dalam, kita ikuti kemana arahnya sampai akhirnya kebodohan itu yang mungkin akan menyadarkan aku, kamu dan kita akan arti sebenarnya perasaan ini.
Isakku semakin kencang, ketika segala penyesalan itu keluar dari bibirmu. Dan penyesalanku timbul karna aku terlalu tidak peduli dengan apa yang terjadi selama ini. Ketika aku sudah terbiasa, ketika aku merasakan kenyamanan. Aku langsung tersadar dengan kebodohan itu dan meluapkan semuanya. Seharusnya aku bisa membiarkan semua baik baik saja. Dalam diam, aku menyadari rasa sayang itu ada. Tapi aku terlalu egois untuk memilih diantara kalian. Sebab itulah, aku merasa tidak pantas untuk keduanya. Sempat berfikir untuk berlari meninggalkan kalian tapi apa salah dia? Hanya karena ku tak mau kehilangan kamu dan kehilangan dia maka aku memilih melepaskan kalian?
Sebenarnya, aku berharap bisa menikmati kesendirianku untuk beberapa hari ini. Semakin dalam aku menjauh dari kamu. Maka semakin dalam pula aku jauh darinya. Ku merasa ada yang hilang sesaat setelah ku tau rasamu padaku. Ada yang hilang, setelah ku cari kamu dan yang muncul hanyalah rasa bersalah.
Tidak ada yang salah dengan rasamu. Hanya saja salah caramu. Tidak ada yang salah dengan waktumu hanya aku saja yang tak mengerti keadaan ini, ini terlalu cepat dan aku tak bisa memahami ini dengan cepat. Biar saja ku menerima ini, biar saja kita merasakan ini. Salahmu juga salahku.
Yang ku ingat hanya tatapan hangatmu yang selalu mengantarku pulang. Dan tatapan tulusnya yang selalu cemburu padamu. Aku tau kenapa dia cemburu, mungkin karena dia tau rasaku dan rasamu.
Malam itu berganti, aku yang hanya tidur beberapa jam bersiap meninggalkan kotaku untuk sementara berharap semuanya menjadi lebih baik namun ku dilanda kekacauan yang amat parah. Ini semua karenamu. Maaf bukan karenamu tapi karenaku.
2 komentar:
posting lebih bnyak geh
Soon ya tir wkwk 💙
Posting Komentar